Senin, 23 Februari 2009

Rekayasa Denda Secara Sistematis Oleh PLN

Layanan publik biasanya selalu menjadi masalah hal ini dikarenakan tidak adanya kemauan yang kuat dari operator layanan tersebut disamping itu lemahnya regulasi yang mengatur perlindungan hak-hak konsumen.
Konsumen selalu berada dalam posisi yang lemah, apalagi jika harus berhadapan dengan birokrasi di negeri ini ditambah lagi jika layanan publik tersebut masih dimonopoli oleh instansi pelat merah,tambah deh runyam.
Pada kesempatan ini saya coba menyampaikan reality akan buruknya layanan salah satu BUMN pelat merah, PLN ( Perusahaan Listrik Negara persero), yang ironisnya kebijakan ini merupakan kebijakan terstruktur yang diciptakan oleh jajaran direksinya. Memalukan. Saya postingkan tulisan yang saya kirimkan ke salah satu Harian Umum terbesar di Sumatera Selatan :

Rekayasa Denda oleh PLN

Saya baru membeli rumah +/- 1 tahun lalu, dimana selama 7 bulan tidak ditempati karena harus saya rehab. Pada saat pembayaran rekening di bulan ke-8 saya merasakan ada kejanggalan karena jumlah tagihan yang terlalu kecil ( rata-rata 70 ribu rph, perkiraan saya pasti di atas 100 ribu). Hal ini berulang kali saya sampaikan ke pihak PLN, namun jawaban mereka selalu “Normal”atau Tidak ada masalah.
Di Bulan Feb 2009 malah lebih ekstrim karena hanya biaya beban saja yg harus saya bayar, dan ketika saya lapor ke PLN, lagi-lagi mereka jawab Normal.
Kemudian pertengahan Feb 2009, 4 petugas PLN melakukan pemeriksaan meter ke semua pelanggan termasuk meter rumah kami, petugas menyarankan kami untuk melaporkan kondisi kaca meter yang lepas agar kami tidak terkena sangsi. Saran petugas kami ikuti, namun laporan kurang ditanggapi serius oleh petugas PLN. Seminggu kemudian saya lapor kembali dan baru 3 hari kemudian datang petugas memeriksa dengan mengambil Photo meteran. Beberapa hari kemudian isteri saya di telpon petugas PLN yang meminta membayar 1 juta rph untuk penggantian meter. Untuk memastikan saya datang lagi ke kantor PLN, dan mereka menjanjikan untuk memeriksa 3 hari kemudian, namun ketika saya baru sampai ke kantor saya, isteri menelpon kalau meter rumah sudah diputus petugas padahal sebelumnya mereka bilang hari senin baru mau datang memeriksa.
Dan yang mengherankan meter dilepas dengan alasan segel rusak dan piringan ada yang gores (dengan 2 alasan ini mereka membawa meter), padahal di pagi hari saya sudah membuat dokumen photo dan memastikan kalau semua segel dalam keadaan baik. Segel dikatakan rusak ke isteri saya dengan penjelasan huruf di segel sudah tidak terbaca.



Segel Meter Dalam kondisi Tidak rusak, tetapi oleh PLN dinyatakan rusak

Kami mendatangi PLN dan menjelaskan duduk persoalannya,lalu sesuai prosedur PLN, meter diperiksa dan ditunjukkan permasalahan karena ada pemasangan kawat untuk memperlambat putaran meter padahal kawat yg ditemukan ini pada saat diambil tidak pernah ditunjukkan ke isteri saya sebagai saksi pada saat membawa meter, tetapi temuan ini dimasukkan dalam berita acara di ruang pemeriksaan meter. Kemudian segel yang dikatakan rusak sudah dipotong kawatnya, padahal di pagi hari ketika saya periksa dan photo (disaksikan tetangga rumah sebelah) semua segel tidak ada yang rusak. Setelah proses pemeriksaan selesai, kami diharuskan membayar denda sebesar +/- 2,7 juta rupiah.

Meter sedang diuji di Lab PLN



Kawat Yang dituduhkan pihak PLN untuk memperlambat putaran meter

rupiah jika mau tersambung kembali. Kami minta kebijakan PLN karena kami tdk merasa berlaku curang justru kami melaporkan kondisi meter yang tidak normal yang menurut kami karena meter terlalu tua, tetapi PLN malah menganggap niat baik ini sebagai hasil operasi penertiban mereka. Capek…menjelaskan dan bernegosiasi..karena petugas PLN dari staff sampai pimpinannya nampaknya tidak lebih sebagai robot hidup yang tidak punya hati nurani, logika mereka tidak jalan lagi, denda tetap harus dibayar. Sebagai konsumen yang berada di posisi lemah, rekayasa PLN ini harus kami terima karena kami membutuhkan aliran listrik. Akhirnya kami harus membayar dan mengisi form berita acara seolah-olah kami membenarkan prosedur penertiban PLN terhadap kasus kami. Jika Anda mempunyai permasalahan yang sama, sebaiknya Anda berpikir untuk berlaku jujur di mata PLN karena Kejujuran dimata PLN ternyata tidak ada artinya, Kejujuran di PLN hanyalah sebuah impian. Semoga hajat hidup orang banyak dalam menikmati fasilitas listrik di negeri ini tidak lagi dimonopoli oleh BUMN ini, sehingga rakyat mempunyai pilihan lain ketika tindakan semena-mena oleh pihak PLN dirasakan pelanggan. Kesadaran pelanggan untuk membantu PLN menggunakan listrik secara bersih menjadi sia-sia. Jajaran direksi PLN harus banyak belajar dari perusahaan lain dalam memberikan kebijakan pelayanan yang baik. Kebijakan direksi PLN harusnya dibuktikan dengan peningkatan kinerja yang baik bukan dengan cara-cara sistematis seperti ini untuk menutupi kerugian perusahaan Anda.
Terima kasih kepada Redaksi Sumeks yang telah memuat suara pelanggan ini.

ID.Pelanggan 14.100.116346.1/PG11634

Ya...kekesalan dan kekecewaan saya terhadap arogansi perusahaan PLN ini hanya bisa terlampiaskan melalui layanan surat pembaca karena saya sudah berusahan menjelaskan duduk persoalannya panjang lebar ke pihak PLN wilayah Palembang, namun karena arogansi mereka terhadap monopoli hajat hidup rakyat maka mereka berada di atas angin.
Tulisan dalam blog ini semoga menjadi pelajaran bagi para konsumen,untuk berhati-hati terhadap rekayasa-rakayasa yang dilakukan oleh PLN. Mereka secara cerdik dan sistematis akan menghalalkan segala cara demi kepentingan mendapatkan keuntungan.Karena kita tahu kan setiap laporan keuangan tahunan perusahaan ini selalu merugi. Kerugian ini bukan karena rakyat tidak membayar rekening listrik atau melakukan pencurian listrik sebagaimana yang sering ditudingkan pihak PLN selama ini,namun lebih dikarenakan ketidak mampuan SDM perusaahaan ini baik dari tingkat direksi maupun staff terkecil. Mereka sudah terlalu lama dinina bobokkan oleh monopoli bisnis ini. Jangan heran ketika digulirkan isue Privatisasi BUMN ini, semua SDM mereka bak kebakaran jenggot, melakukan demo menyampaikan argumentasi bak pahlawan yang akan membela rakyatnya, di sisi lain mereka seolah-olah tidak merasa kalau kepercayaan yang sudah diberikan oleh rakyat mereka khianati dengan melakukan kecurangan terhadap pelanggan dan tidak sedikit malah muncul arogansi didalam memberikan layanannya. Saya iseng-iseng seraching dengan google untuk melihat apakah ada pelanggan selain saya yang kecewa terhadap layanan PLN dengan keyword yang saya masukkan ” kecewa layanan PLN”. Luar biasa dibeberapa situs terkenal menampilkan keluhan-keluhan akan ketidak beresan kinerja dan layanan PLN,namun tidak satupun yang ditanggapi oleh PLN, kenapa ..? karena mereka sudah kebal terhadap kritik dan masukan sekalipun kritik dan masukan itu sifatnya positip, mereka sudah tidak punya rasa malu bahkan mungkin harga diri sebagai pelayan rakyat yang menguasai sektor vital ini.
Jangan lagi ada monopoli dalam mengurus hajat hidup rakyat, lakukan privatisasi jika memang untuk kesejahteraan rakyat sesuai amanah undang-undang. KPK harus mengadili para pemimpin yang corupt.