Senin, 25 Agustus 2008

Mengetahui Kode BAN kendaraan Anda


CARA BACA DIMENSI BAN


Dimensi ban biasanya dinyatakan dalam bentuk : "205 / 55 / ZR16", Keterangan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :

· 205 : Lebar telapak ban (mm)
· 55 : Aspek ratio untuk ketebalan ban (%) dari lebar telapak ban
· Z : Kode limit kecepatan
· R16 : Diameter velg (inch)

Kode limit kecepatan :

· S <> 240km/jam.

Untuk ban Jeep biasanya dipakai kode Amerika, seperti : "33 x 12.5 R15", Keterangan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :

· 33 : Tinggi keseluruhan / diameter ban (inch)
· 12.5 : Lebar telapak ban (inch)
· R15 : Diameter velg (inch)


Load Index dan Speed Symbol pada Ban

KODE PRODUKSI PADA BAN

Gambar1. X2001 artinya ban tersebut dibuat pada MINGGU ke-20, TAHUN 2001

Gambar2. CJJ5101 artinya ban tersebut dibuat pada MINGGU ke-51, TAHUN 2001

Yang perlu diketahui adalah kode waktu produksi karena hal ini paling penting daripada kualitas keamanan ban. Ban akan expired (kedaluwarsa) dalam waktu tiga tahun setelah ban tersebut dibuat. Bagaimana cara memabaca kode waktu produksi ini. Untuk membaca adalah sebagai berikut:
Kode produksi dicetak pada sa satu sisi ban lihat gambar 1 & 2, dengan marking unik mirip peneng. Setiap pabrik ban memiliki jumlah digit tersendiri untuk kode tersebut, ada 5 digit, ada pula yang 7 digit. Tetapi 4 DIGIT dari belakang adalah standard international yang menunjukkan MINGGU (WEEK) dan TAHUN (YEAR) ban tersebut dibuat

Nah jika ketika anda membeli ban baru tetapi toko menyodorkan ban yang sudah kedaluwarsa ... sebaiknya Anda bisa menolaknya kecuali memang Anda sudah mengetahuinya tetapi tetap ingin membeli dengan alasan harga yang lebih murah dan bukan karena faktor keselamatan. Memakai ban expired berarti terancam pecah ban di jalan yang berarti dapat mengancam keselamatan jiwa. Sebaiknya waktu pemakaian pun tidak lewat dari masa expired tersebut. Idealnya 2 tahun ban diganti total. Memang sebuah dilema ketika kita mau aman tetapi cost yang harus dibayar untuk itu terlalu mahal. Semuanya itu berpulang pada Anda karena pilihan ada ditangan Anda, tulisan di atas adalah untuk kondisi ideal.....entah kapan kita bisa menerapkan idealisme penggunaan Ban pada kendaraan kita sebagaimana yang direkomendasikan oleh produsen Ban demi ( keselamatan ? ) tanpa harus mengorbankan pengeluaran belanja sehari-hari yang semakin sulit.

Perubahan

Perubahan itu sesuatu yang pasti dalam kehidupan ini.Apa yang ada dipikiran Anda jika melihat perubahan yang dicontohkan dalam tanyangan di atas, beragam persepsi yang ada jika Anda diminta untuk mengomentarinya. Namun segalanya mungkin karena adanya sentuhan Teknologi IT. ini hanyalah salah satu contoh rekayasa informasi teknologi yang saat ini tidak bisa lepas dari kehidupan umat manusia di bumi ini. (ini hanyalah joke teknologi IT, secara phisik pemeran dalam tayangan tersebut tidak mengalami perubahan sebagaimana tanyangan di atas...hati-hati jangan mau dikadali).

Jumat, 15 Agustus 2008

Jangan mau dikadali Perusahaan Telekomunikasi




Dengan dibukanya regulasi pertelekomunikasian di Indonesia (dulu layanan jasa telekomunikasi ini dimonopoli oleh Telkom), menjadikan investor asing maupun domestic berlomba-lomba menikmati lezatnya kue / market share yang degenerate dari pulsa pelanggan. Beragam aneka promosi dikeluarkan oleh operator-operator yang ada saat ini, tujuannya tidak lain adalah menarik simpati calon pelanggan atau pelanggan untuk menggunakan jasa yang digelar operator tersebut. Promosi dari yang katanya paling murah,paling bagus, paling segalanya yang pada ujung-ujungnya terkadang membuat kecewa sang pelanggan yang sudah masuk dalam perangkapsang operator yang memberikan janji-janji terselubung. Calon pelanggan memang gampang dikadali (baca: dibohongi) oleh mereka,ini tidak terlepas dari tingkat pendidikan yang kurang, daya beli masyarakat yang terus menurun sehingga yang dipikirkan calon pelanggan adalah kata-kata manis dari promosi yang ditawarkan.Bagi operator telekomunikasi, kualitas layanan jasa sangatlah penting untuk mengukur kinerja perusahaan.

Kualitas layanan meliputi 5 hal, yaitu ;

· Kondisi fisik perusahaan,

· keandalan,· respon daya tanggap,

· jaminan dan

·empati.

Ke lima factor di atas baru-baru ini dilakukan penelitian terhadap operator telekomunikasi yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Kristen Perta dalam bentuk Thesis. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui opini konsumen layanan jasa Telkom Flexi yang melihat kualitas pelayanan Telkom Flexi. Dengan menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif melalui penyebaran kuesioner di Flexi Center World Trade Center dengan teknik Convenience Sampling (accidental). Dari temuan data juga diperoleh bahwa hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa opini konsumen Telkom Flexi positif.
Dimensi kualitas layanan jasa yang paling positif adalah kondisi fisik perusahaan yang meliputi perlengkapan perusahaan yang digunakan sebagai sarana melayani konsumen. Sedangkan dimensi kualitas layanan jasa yang kurang adalah empati karyawan.Perusahaan plat merah ini ternyata ingin membuktikan bahwa mereka memang telah siap memenangkan persaingan bisnis dengan pesaingnya yang baru. Kualitas layanan dijadikan kunci untuk memenangkan persaingan itu. Tulisan di atas hanya sebagai bentuk pencerahan bagi calon pelanggan untuk dapat memilih layanan yang memang benar-benar menguntungkan bagi masyarakat. Jangan jadikan diri kita sebagai kelinci percobaan operator yang hanya peduli dengan pemakain pulsa kita yang sebenarnya tidak sesuai dengan apa yang mereka promosikan. Thesis tersebut dapat anda baca melalui link ini.

Fasilitas Telpon Gratis...Ada ngga'



+ Ada gga’ operator telekomunikasi yang memberikan fasilitas telpon umum gratis bagi kebutuhan masyarakat...????????????????

- yang cari keuntungan, banyak.


dialog di atas merujuk kesalah satu dialog iklan obat anti nyamuk........ dimana pertanyaan ini bersemi didada masyarakat kita.

Ditengah persaingan operator telekomunikasi untuk memperebutkan pangsa pasar yang tidak menentu loyalitasnya, bisa jadi suatu keniscayaan bahwa ada perusahaan telekomunikasi yang masih menyisihkan sebagian fasilitas yang tentunya menggunakan dana investasi untuk digunakan oleh masyarakat umum secara GRATIS alias loe ngga' bayar. PT Telkom, dengan slogan "Commited 2U" nya bener-bener mengimplementasikan hal itu. Masih ngaa'percaya....coba nikmati fasilitas tersebut di salah satu area di dalam Bandara kebanggaan Wong Kito "Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II", nikmati kemudahan tersebut tanpa perlu bayar. Ya itulah salah satu kelebihan, perusahaan milik merah putih. Saat ini kebanggaan terhadap nasionalisme sudah mulai luntur, senengnya pake segala sesuatu yang diciptakan oleh kaum kapitalis. yang untung ya Asing....perekonomian terus dijajah.

Welcome to Palembang Bari

Gambar di delete.........
Jika Anda menikmati gambar di atas begitu warna-warninya keceriaan anak-anak tersebut. Begitulah gambaran keceriaan yang akan Anda temui tatkala Anda berkunjung ke Palembang. Palembang merupakan kota tua ( bari dalam bahasa Palembang), yang merupakan kota tertua di Indonesia (17 Juni 2008 merupakan Hari Ulang Tahun Kota Palembang ke-1325) akan menyambut Anda sebagai GUEST / Tamu tatkala datang dan FAMILY / Keluarga ketika Anda berada ditengah-tengah kami.
Enjoy Your Journey in Palembang................

Kamis, 14 Agustus 2008

Road to Ndeso

Melihat tempat penggilingan padi

Anak-anak yang dibesarkan diperkotaan tentunya hanya tahu "NASI" yang dimakan setiap harinya oleh mereka diperoleh dengan memasak beras. Anak-anak belum pernah melihat bagaimana proses untuk menghasilkan beras tersebut. Liburan, ya..itulah waktu yang tepat mengajak anak-anak agar dapat mengetahui lebih dekat lagi proses tersebut ke desa-desa. Ketika hal ini disampaikan ke mereka,anak-anak sangat antusias, didalam benak mereka tentulah terbayang pemandangan alam yang indah dengan udara yang segar.
Lihatlah keceriaan dan rasa ingin tahu mereka, melihat sawah yang terhampar luas dan memegangi padi-padi yang siap dipanen,kemudian mengunjungi tempat penggilingan padi. Sekalian lho beli beras dipenggilingan, beras baru yang kalau dimasak menciptakan rasa yang sangat nikmat. Halpositip dari wisata alam begini menjadikan anak-anak lebih dekat dengan alam dan memahami jerih payah petani untuk menghasilkan bahan pangan yang terkadan tidak seimbang hasil penjualannya dengan usaha yang mereka lakukan.
Mandi di alam terbukaAnak-anak juga bisa merasakan mandi di kali dengan pemandangan alam, gunung nan indah. Air dari pegunungan yang masih jernih.

Mandi di Kali


melihat tambak ikan

Wisata alam membuat anak-anak merasakan sesuatu yang lain diliburannya kali ini.

Rabu, 13 Agustus 2008

Penyebutan Nama Keluarga Dalam Percakapan Bahasa Palembang


Dalam percakapan keseharian masyarakat Palembang (dalam tata bahasa Pelembang disebut Baso yang artinya bahasa yang digunakan dalam percakapan sehari-hari diluar lingkungan bangsawan).

1. Om (Adik Ayah/Ibu) : Mangcik

2. Kakak Ayah/Ibu : Wak (Kakak dari orang tua yg tertua : Wak Besak, Kakak orang tua yangtengah : Wak Ngah, Kakak dari orang tua yg bungsu : Wakcik)

3. Bibi/ Tante (Adik Ayah/Ibu) : Bikcik, Biju

4. Kakek (Bapak dari Ayah) : Yai

5. Nenek (Mama dari Ibu) : Nyai

6. Ayah : Abah

7. Ibu : Ebok, emak

8. Adik : Adek , Dindo

9. Orang tua dari kakek / Nenek : Buyut

10. Kakak perempuan (mba’) : Ayuk

11. Abang (kakak laki-laki) : Kakak , Kando

12. Untuk panggilan penghormatan orang yang diatas kita usianya : Pakcik atau CEK (cek bisa dipakai untuk orang yang lebih tua dari kita baik laki-laki meupun perempuan. misalnya namanya Aziz, maka bisa dipanggil dengan Cek Aziz. atau contoh nama perempuan Ipah, maka bisa dipanggil dengan Cek Ipah).


Catatan:

Laki-laki : Lanang

Wanita : Betino

Selasa, 12 Agustus 2008

Gelar Kebangsawanan Palembang


Provinsi Sumatera Selatan dahulunya meliputi Jambi, Lampung, Bangka Belitung dan Bengkulu, namun sejalan dengan otonomi dareah dan pemekaran wilayah maka Jambi, Lampung, Bangka Belitung dan Bengkulu menjadi provinsi sendiri.Sumatera Selatan sendiri terdiri dari beberapa suku antara lain Suku Ogan, Suku Komering, Suku Ranau, Suku Kisam, Suku Daya, Suku Aji, Suku Musi, Suku Rawas, Suku Beliti, Suku Banyuasin, Suku Kikim, Suku Semendo, dan Suku Palembang.Sebagaimana suku-suku yang ada di Indonesia, kelompok-kelompok suku di atas juga mempunyai budaya dan adat istiadat yang hampir sama. Dan biasanya terdapat perbedaan yang sifatnya spesifik, misalnya dalam dialek bahasa sehari-hari. Etnis atau Suku-suku yang disebutkan di atas itulah yang selama ini sering dianggap sebagai penduduk asli Sumatera Selatan atau lebih tepatnya sebagai “indegenous peoples” bagi Sumatera Selatan. Selain yang telah disebutkan di atas masih ada juga suku lain seperti Suku Kubu atau Suku Talang Mamak, atau Suku Anak Dalam (SAD) yang wilayah persebaran pemukiman meliputi Sumatera Selatan, Jambi, dan BengkuluAku akan membahas sedikit khsususnya tentang Suku Palembang (“Wong Kito” Palembang ). Suku Palembang merupakan sisa-sisa kerabat bangsawan Kesultanan Palembang, di mana kerajaan ini telah lama dihapuskan oleh kolonialis Belanda. Raja yang terkenal karena kegigihannya berperang melawan Belanda adalah Sultan Mahmud Badaruddin II. Yang namanya diabadikan sebagai nama Bandar Udara (Airport) Palembang yaitu Sultan Mahmud Badaruddin II. Bandar Udara di Palembang ini sebelumnya bernama Talang Betutu yang diambil dari nama lokasi keberadaan Bandar Udara tersebut.Kalau Anda pernah mendengar gelar-gelar kasta di Bali: Anak Agung, I Gusti, I Made, I Gde Putu, I Ketut, dll. Maka untuk suku Palembang juga menganut gelar kebangsawanan/kasta semacam itu.Jika Anda pernah menemui nama orang Palembang didepan namanya ada kata-kata singkatan seperti Mgs itu merupakan singkatan dari Masagus.Pemakaian gelar di depan nama orang seperti; Raden (R), Kemas (Kms), Kiagus (Kgs), Masagus (Mgs, Nyimas (Nys), Masayu (Msy) adalah tanda yang paling mudah untuk mengidentifikasi bahwa orang tersebut merupakan suku Palembang..Di dalam kekerabatan Kesultanan Palembang itu, ada hierarki atau kasta yang membedakan pemakaian gelar kebangsawan itu. Adapun urutannya dari yang paling tinggi ke yang paling rendah adalah sebagai berikut:
1. Raden (R),untuk anak laki-laki, sedangkan untuk anak perempuannya diberi gelar Raden Ayu (RA). Misalnya R. M. Syafwan Hadi, RA. Nurkhairani, dst.
2. Masagus (Mgs), untuk anak laki-laki, sedangkan untuk anak perempuannya diberi gelar Masayu (Msy). Misalnya Mgs. Usman Said, Msy. Latifah.
3. Kemas (Kms) untuk anak laki-laki, sedangkan untuk anak perempuannya diberi gelar Nyimas (Nys). Misalnya Kemas Ahmad Taufik, Nys. Hamidah Hamidaly.
4. Kiagus (Kgs) untuk anak laki-laki, sedangkan untuk anak perempuannya diberi gelar Nyayu (Nyayu). Misalnya Kgs. Umaruddin, Nyayu Nurlelal.
Ada perbedaan gelar yang digunakan oleh Taufik Kiemas (suami mantan presiden Megawati Soekarno putri), Kiemas tersebut bukan termasuk dalam kelompok gelar kebangsawanan Palembang di atas. Setahuku Kiemas itu merupakan nama fam dari keluarga Bpk. Taufik Kiemas karena beliau bukan dari suku Palembang.Untuk anak laki-laki, gelar kebangsawanannya akan terus ia sandang sampai turun temurun kepada anak cucu cicit dst. Sedangkan bagi anak perempuan, maka gelar kebangsawanannya itu hanya sampai pada dirinya saja. Bila ia menikah dengan laki-laki bergelar Mgs, otomatis semua anak laki-lakinya akan menyandang gelar Mgs, sedang anak perempuannya akan bergelar Msy. Sedangkan bila ia menikah dengan laki-laki di luar silsilah kebangsawanan tersebut, maka secara otomatis anak dan cucunya akan kehilangan gelar bangsawan tersebut. Apakah tradisi tersebut masih dipegang di jaman sekarang ini. Kalo sekarang, kayaknya biasa-biasa aja deh! Bagi keluarga yang akan mempertahankan tradisi ini, maka budaya ini masih diteruskan. Positipnya memang mudah menelusuri silsilah keluarga, negativenya ya….ada unsur pengkastaan, padahal dijaman sekarang tidak ada pengaruh apapun terhadap status social masyarakat yang bergelar tersebut.
catatan:
Gambar di atas merupakan photo Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin, sultan Palembang saat ini

Leser Bebaso Plembang

Sudah lama ngga' posting ditempat ini, selama ini aku lebih banyak mengisi dua blog ku (http://www.abusyafwan.blogspot.com/) yang lebih mengutamakan hal-hal seputar haji dan umrah dan satu blog lagi di (http://www.abughifari.wordpress.com/) yang mengutamakan kisah-kisah islami).Karena saat ini aku sedang bermukim kembali ditanah kelahiranku Palembang, maka aku mau sedikit cerita tentang hal-hal yang berbau Palembang.
Tahukah anda bahwa ternyata kerabat keraton/istana Kesultanan Palembang Darussalam berkomunikasi dalam tiga bahasa, yaitu bahasa Jawa, Arab, dan Melayu. Bahasa Melayu hidup di kawasan ini, jauh sebelum kesultanan berdiri dan diyakini sebagai bahasa masyarakat asli. Tertulis dengan huruf Pallawa, bahasa Melayu digunakan dalam Prasasti Kedukan Bukit (682 M). Prasasti yang ditemukan di tepi Sungai Tatang, sebelah barat Kota Palembang, pada tahun 1920, ini menandai berdirinya Kerajaan Sriwijaya. Berbagai temuan sejarah Kerajaan Sriwijaya, termasuk arca dan stupika, menunjukkan bahwa Sriwijaya menjalin kerja sama serta berkomunikasi erat dengan para saudagar dan pemuka agama dari Cina, India, dan Arab. Hal ini membuktikan bahwa Sriwijaya merupakan kerajaan yang besar, berpengaruh, dan diperhitungkan.
Nah..bahasa yang digunakan masyarakat "Wong Kito" Palembang sehari-harinya saat ini sebenarnya merupakan bahasa melayu dan kosa katanyapun sudah banyak bercampur dengan bahasa-bahasa dibeberapa daerah sekitar Palembang. Sedangkan bahasa asli yang biasa digunakan oleh orang-orang tua, lingkungan kerajaan sudah jarang sekali terdengar. Bahasa asli ini akan Anda jumpai ketika mendengar percakapan kaum tua pada acara-acara tertentu atau acara besar seperti pernikahan,hajatan, rapat adat, dll. Bahasa dan budaya Palembang sedikit banyak terpengaruh oleh budaya Jawa khususnya pengaruh pada masa kekuasaan Kerajaan Mataram Islam dengan rajanya bernama Sultan Agung Hanyokrokusumo, yang wilayah kekuasannya meliputi seluruh Pulau Jawa dan meluas sampai ke Sumatera (Jambi, Sumatera Selatan, Lampung) dan Kalimantan. Kesultanan Palembang menjadikan Islam sebagai agama negara, maka mayoritas masyarakat Sumatera Selatan memeluk agama Islam.
Untuk mengupayakan kembalinya 'bebaso' dan adat istiadat serta budaya asli Palembang, salah satu solusinya adalah dengan membangun Keraton Kesultanan Palembang Darussalam. Yang Alhamdulillah saat ini Kesultanan Palembang sudah terbentuk dengan dinobatkannya Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin yang berdasarkkan silsilah sultan-sultan Palembang, Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin ini adalah keturunan dari dua (2) sultan yang pernah berkuasa di Palembang.
Di salah satu station radio swasta di Palembang (Sriwijaya 94,3 FM) juga saat ini diadakan program untuk melestarikan bahasa asli Palembang (sekitar jam 06.30 s/d 07.00 wib). Mudah-mudahan tulisanku ini merupakan salah satu upaya untuk mengumpulkan bahasa-bahasa asli kita wong Palembang yang saat ini sudah lama terpendam. Ayo kita gali kembali untuk ditampilkan sebagai budaya daerah kita.
Beberapa contoh penggunaan bahasa asli Palembang , aku cuplikkan sebagai berikut :
1. Leser Beboso Plembang = Benar Berbahasa Palembang
2. Angsal Nano Kulo Betaken ? = Boleh Tidak Saya Bertanya ?
3. Angsal Saos = Boleh Saja
4. Nikoh Ayun Ke Pundi ? = Kamu Mau Kemana ?
5. Sampun Nedoh = sudah Makan
6. Wenten Napi ? = Ada Apa ?
7. Tingali = Lihat/Lihatlah
8. Nano Wenten = Tidak Ada
9. Tumbas = Untuk
10. Bedamel = Bekerja
11. Nano Bedamel = Tidak Bekerja
12. Sampun Lambat = Sudah Lama
13. Saek = Baik
14. Sampun Cindo = Sudah Bagus/Sudah Cantik
15. Maleh = Masih
16. Kelab Sinten ? = Kata Siapa ?
17. Mentari Sampun Mencereng = Matahari Sudah terbit
18. Didinyo = Katanya
19. Pangkeng = Kamar
20. Kengken/Kongkon = Suruh
21. Kulo = Saya
22. Enggeh = Iya
23. Cindo nian = Cantik sekali
24. Niki = ini
25.Rompok = rumah

Nah..kalau bahasa Palembang sehari-hari yang biasa Anda temui dalam percakapan masyarakatPalembang :Aku buat perbandingan dengan kata-kata sebelumnya sbb:

1. Bener Bebaso Plembang = Benar Berbahasa Palembang
2. Boleh dak aku betanyo ? = Boleh Tidak Saya Bertanya ?
3. Boleh bae = Boleh Saja
4. Kau nak kemano ? = Kamu Mau Kemana ?
5. La makan = sudah Makan
6. Ado Apo ? = Ada Apa ?
7. Jingok / Seliklah = Lihat/Lihatlah
8. Dak Katik = Tidak Ada
9. Untuk = Untuk
10. Begawe = Bekerja
11. Idak Begawe = Tidak Bekerja
12. La Lamo = Sudah Lama
13. Baek = Baik
14. La baek = Sudah Bagus/Sudah Cantik
15. Mase = Masih
16. Kato Siapo ? = Kata Siapa ?
17. Matohari la Muncul = Matahari Sudah terbit
18. Katonyo = Katanya
19. Kamar = Kamar
20. Kongkon = Suruh
21. Aku = Saya
22. Iyo = Iya
23. Cantik Nian =cantik sekali
Perhatikan contoh percakapan sehari-hari menggunakan bahasa melayu Palembang (Baso Plembang) :
+ Payah Nian mak ini ari, segalo kebutuhan la mahal galo... (Susah sekali sekarang ini, segala kebutuhan sudah mahal semua).
- Sabar Bikcek, siapo tahu kagek ado bae yang ngenjuk duit ( Sabar mba', siapa tahu nanti ada saja yang ngasih uang)
+ Idak kelokaknyo, besak kelakar kau ini ( Tidak mungkinlah, asal ngomong kamu ini)
- Yo..sudahlah kalu mak itu, aku nak ke pucuk dulu ye ( Ya...Sudahlah kalau begitu, saya mau ke atas dulu ya..)
+ Lajulah....lemak pulok duduk aku ni, dari tadi nak beringgut dikit bae saro nian ( Silahkan...enak juga posisi duduk aku ini, dari tadi mau bergerak saja susah sekali)
- Gek kito sambung lagi... (nanti kita sambung lagi)

He he...itu sekilas contoh percakapan dalam bahasa Palembang sehari-hari (Baso Plembang), gampang bukan.....nah kalau mau cepat pintar Baso Plembang, dateng ke Palembang banyak-banyak makan pempek, ngirup cuko tiap pagi dijamin cepet belajarnya.
Sekarang ini sudah tidak banyak lagi wong Palembang yang pandai bebaso (Bahasa Palembang yang halusnya), karena itu sudah jarang terdengar. Anak-anak muda boleh dikatakan banyak yang tidak dapat lagi bebaso, begitu juga orang-orang dewasa. Sehingga seolah-olah sekarang ini bebaso itu hampir hilang.Oleh sebab itu bebaso ini harus dibiasakan dalam pergaulan sehari-hari kepada siapapun sebab didalamnya terdapat norma, adab dan sopan santun, sehingga bila dibiasakan akan menjadi lebih baik karena terhindar dari kemungkinan salah paham, tersinggung, cekcok, dan sebagainya. Bebaso juga enak didengar lho, karena penyampaiannya secara sopan dan halus, nada suaranya tidak tinggi sebagaimana bahasa Palembang pasaran (sehari-hari), lambat, serta dengan sikap merendah.

Yuk Kita bandingkan Baso Plembang dan Bebaso Plembang berikut ini :
B: untuk bahasa Palembang pasaran (seahri-hari)
BB: untuk bahasa Palembang halus

B: Mang Cek, Aku ni nak betanyo, di manola ruma Cek Aziz?
(BB): Mang Cek, Kulo niki ayun betaken, di pundila rompok Cek Aziz ?
arti kedua kalimat di atas (Paman, saya ini mau bertanya, dimanakah rumah Pak Aziz?)
B: Ooh, idak jao, parak ruma aku. Itula ruma Cek Aziz.
(BB): Ooh, nano tebe, pangge rompok kulo. Niku la rompok Cek Aziz.
arti kedua kalimat di atas (Ooh, tidak jauh, dekat rumah saya. Di situlah rumah Pak Aziz).

Kalau ada dulur-dulur yang punya referensi bahasa asli Palembang, kiranya bisa menambah perbendaharaan kata-kata yang aku sebutkan di atas guna melestarikan bahasa nenek moyang kita. Insya Allah, kalau aku dapetkan korsa kata lain ketika nguping pembicaraan kaum sepuh kita, aku coba update lagi.