Jumat, 19 September 2008

Perempuan "Pejuang Islam" Palembang


Palembang - Kita boleh bangga dengan RA Kartini atau Cuk Nyak Dien sebagai perempuan pejuang Indonesia. Tapi, bagi orang Palembang, ada perempuan yang menjadi pahlawan mereka. Namanya Ratu Sinuhun. Seorang ratu yang menyusun undang-undang Simbur Cahaya, sebuah kitab hukum adat yang berlaku bagi masyarakat Palembang (baca Sumatra bagian Selatan) saat itu.Menariknya, hukum adat ini memadukan ajaran Islam, yang saat itu mulai masuk ke Nusantara, setelah di Aceh. Ratu Sinuhun yang hidup antara tahun 1622-1635 Masehi merupakan istri raja Palembang yang bernama Pangeran Sido Ing Kenayan. Dalam kitab itu, hak perempuan sangat dijunjung, termasuk juga persoalan lingkungan hidup. Tidak heran, sebagian sejarawan di Palembang dan aktifis perempuan mengusulkan Ratu Sinuhun sebagai pahlawan nasional.Nah, setiap saat warga Palembang dapat berziarah ke makam Ratu Sinuhun dan suaminya Pangeran Sido Ing Kenayan, yang terletak di pemakaman tua Sabokingking, kawasan Arafuru, Palembang. Di pemakaman yang luasnya 25 kali 18 meter itu, juga terdapat makam Pangeran Ki Bodrowongso atau Pangeran Bawah Manggis.Dia merupakan cucu dari Raden Fatah, yang menjadi panglima selama Ratu Sinuhun hidup. Dari Pangeran Bawah Manggis ini lahir keturunan bangsawan Palembang seperti Kemas, Kiagus, dan Masagus. Sebab Ratu Sinuhun dan Pangeran Sido Ing Kenayan tidak memiliki anak yang meneruskan tahtanya, sebab anaknya tewas saat masih kecil.Menjelang Ramadan, makam ini selalu dikunjungi umat muslim, sedangkan selama bulan puasa pengunjungnya mulai menyepi, kecuali beberapa hari menjelang atau sesudah lebaran, seperti yang dituturkan Kemas Madinah, juru kunci makam tersebut.(source:detik.com)

Tidak ada komentar: